27 December, 2015

15 Startup Asia Tenggara Dengan Investasi Pendanaan Terbesar di 2015

Startup Asia Tenggara Dengan Investasi Pendanaan Terbesar di 2015
Startup Asia Tenggara Dengan Investasi Pendanaan Terbesar 2015 - Sebagai tempat tinggal untuk sekitar 600 juta penduduk, tidak mengherankan apabila Asia Tenggara menjadi salah satu di antara tiga kekuatan ekonomi terbesar yang memiliki tenaga kerja ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan India.

Pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara yang terhitung cukup pesat dan stabil, menjadikannya sebagai pasar yang menggiurkan bagi para investor. Semua faktor tersebut tentu akan berpengaruh terhadap semakin cepatnya pertumbuhan ekosistem startup di Asia Tenggara.

Tahun 2015 ini, kita menjadi saksi atas melimpahnya kucuran dana yang diberikan kepada startup-startup di wilayah ini. Berbicara mengenai potensi pasar, Singapura dan Indonesia merupakan dua titik sasaran yang paling dianggap penting oleh kalangan investor. Hal ini disebabkan karena tingkat kemakmuran yang tinggi di Singapura dan jumlah populasi di Indonesia yang sangat tinggi.

Lalu startup mana saja yang berhasil membukukan dirinya sebagai perusahaan startup dengan investasi pendanaan terbesar di 2015? dan sukses menduduki posisi tertinggi terkait pendanaan di 2015? Saya temukan ada 15 startup dengan pendanaan tertinggi pada tahun 2015. Berikut ini urutannya dari urutan yang paling rendah ke paling tinggi.

Startup Asia Tenggara Dengan Investasi Terbesar di 2015

15. DocDoc (Singapura) - $US 8,5 juta (Rp118 miliar)

DocDoc adalah startup yang memberikan layanan membantu pasien untuk membuat reservasi dengan dokter secara online.

Mereka berhasil mendapatkan pendanaan seri A sejumlah $US 8,5 juta atau sekitar Rp 118 miliar dari SparkLabs Global Ventures dan Hong Leong Financial Group di bulan April 2015. Cole Sirucek, Co-founder DocDoc, mengaku akan menggunakan kucuran dana tersebut untuk memperkuat penetrasi pasar.

14. Attune Technologies (Singapura) - $US 10 juta (Rp139 miliar)

Attune Technologies adalah startup yang menyediakan pilihan alternatif mahalnya software manajeman rumah sakit kepada rumah sakit kecil dan laboratorium. Perusahaan software berbasis cloud ini melayani pelanggan di Singapura, India, Sri Lanka, Malaysia, Indonesia, Kenya, dan Filipina.

Attune Technologies mendapat pendanaan seri B senilai $US 10 juta atau sekitar Rp139 miliar dari Norwest Venture Partners dan Qualcomm Ventures pada Oktober 2015. Rencananya mereka menggunakan dana itu untuk mengekspansi produknya ke pasar Timur Tengah, serta untuk memperluas pasarnya di Afrika dan Asia Tenggara.

13. Zimplistic (Singapura) - $US 11,5 juta (Rp159 miliar)

Zimplistic adalah startup yang memproduksi mesin pembuat roti dengan perangkat pintar bernama Rotimatic. Diawal perilisan mesin pembuat roti seharga $US 599 ini, Zimplistic berhasil menjual hingga menyentuh angka $US 5 juta selama satu minggu.

Akhirnya pada Juli 2015, Zimplistic mendapatkan pendanaan seri B senilai $11,5 juta atau Rp159 miliar dari Robert Bosch Venture Capital dan NSI Ventures. Dengan dana tersebut, mereka berencana untuk menyelesaikan Rotimatic versi beta, membuat pabrik, serta memperluas jangkauan ke pasar internasional.

12. HappyFresh (Indonesia) - $US 12 juta (Rp166 miliar)



HappyFresh adalah startup pertama yang fokus sebagai industri marketplace bahan makanan di Indonesia. Perusahaan startup ini bekerja sama dengan beberapa supermarket untuk menyediakan layanan jaringan logistik on-demand yang mampu mengirimkan pesanan bahan makanan ke rumah anda dalam kurun waktu sekitar 1 jam.

Meski yang pertama di industri antar bahan makanan tanah air ini, namun mereka juga memiliki banyak kompetitor pada jaringan logistik on-demand sejenis, sebut saja Go-Food (GO-Jek) dan Sukamart di Indonesia; Tesco Lotus di Thailand; serta RedMart di Singapura.

Pada bulan September, HappyFresh berhasil mendapatkan pendanaan seri A sebesar $US 12 juta atau Rp166 miliar dari Sinar Mas Digital Ventures, Venture Group, Vertex Ventures, Ardent Capital, Beenext, 500 startup dan Cherry Ventures.

Rencananya dana tersebut akan digunakan untuk memperluas jangkauan pasar di Malaysia, Taiwan dan Thailand.

11. Coc Coc (Vietnam) - $US 14 juta (Rp194 miliar)

Coc Coc adalah startup yang menyediakan search engine di Vietnam, layaknya Google Search seperti yang kita kenal.

Pada Februari 2015 lalu, Coc Coc berhasil mendapatkan pendanaan seri B sebesar $14 juta atau Rp194 miliar dari Hubert Burda Media, perusahaan asal jerman. CEO Victor Lavrenko, mengungkapkan kalau dana tersebut akan digunakan untuk memperkenalkan search engine Coc Coc di Asia Tenggara.

10. Fastacash (Singapura) - $US 15 juta (Rp208 miliar)

Fastacash adalah aplikasi pembayaran via mobile yang hanya fokus pada pendekatan business to business. Mereka menawarkan platform pembayaran hanya dengan lewat media sosial atau pesan singkat.

Bekerja sama dengan bank DBS Singapura, mereka menyediakan platform pembayaran lewat aplikasi DBS Paylah!. Di India, mereka bekerja sama dengan bank Axis untuk meluncurkan Ping Pay, yang dapat memungkinkan penggunanya untuk mengirim uang dan mengisi pulsa hanya dengan melalui Facebook, SMS, e-mail, WhatsApp atau Twitter.

Pada bulan Juli 2015, mereka mendapat pendanaan seri B senilai $US 15 juta (sekitar Rp208 miliar) dari Rising Dragon Singapore, Venture Capital Fintech, UVM 2 Venture Investments dan Life.Sreda.

9. Honestbee (Singapura) - $US 15 juta (Rp208 miliar)

Honestbee adalah startup yang menyediakan layananan pesan antar bahan makanan di Singapura dan Hongkong. Mereka menggunakan jasa staf part time untuk ditugaskan berbelanja daftar bahan makanan belanjaan dan kemudian mengantarkannya kepada pelanggan.

Pada Oktober 2015 lalu, Honestbee berhasil meraih putaran pendanaan seri A sebesar $US 15 juta atau Rp208,5 miliar di Bay Area dari beberapa perusahaan investasi asal Silicon Valley, yaitu Formation 8, Pejman Mar Ventures, Dropbox, Lending Club, Facebook, Amazon, serta beberapa petinggi Google, yakni Steve Chen, Gideon Yu, dan Owen Van Natta.

Mereka berencana akan memperluas pangsa pasar ke 6 kota di Asia Tenggara pada tahun 2016. Di Singapura sendiri, mereka bersaing ketat dengan Redmart yang sudah mempunyai gudang dan armada kendaraan sendiri.

8. MyRepublic (Singapura) - $US 16 juta (Rp222 miliar)

MyRepublic adalah startup penyedia jasa telekomunikasi ternama di Singapura yang menawarkan layanan internet broadband.

Pada bulan Juli 2015, MyRepublic meraih pendanaan sebesar $US 16 juta atau Rp222 miliar dari Brunei DST Communications. 

7. Bhinneka (Indonesia), $US 22 juta (Rp305 miliar)

Bhinneka adalah startup e-commerce yang menjual berbagai produk komputer beserta aksesorisnya, fotografi beserta aksesorisnya, printer, layanan server, software dan berbagai peralatan elektronik lainnya.

Pada 2015, Bhinneka meraih pendanaan seri B sebesar $22 juta atau Rp205 miliar dari Venture Capital Ideosource. Putaran pendanaan ini merupakan investasi terbesar yang berhasil mereka peroleh sejak 1999 perusahaan ini didirikan. 

6. Elevenia (Indonesia), $US 23,4 juta (Rp325 miliar)

Elevenia, perusahaan yang didirikan secara konsorsium oleh XL Axiata dan SK Planet, perusahaan layanan mobile asal Korea Selatan, .

Pada Januari 2015, mereka meraih pendanaan seri B bernilai $36,6 juta (sekitar Rp508 miliar) dari mitra Venture gabungan.

Meski Elevenia bukan e-commerce yang terpopuler di ranah e-commerce tanah air, namun perusahaan ini terbilang cukup agresif dan cepat berkembang. Sebab mau tidak mau memang mereka harus bersiap menghadapi kompetitornya seperti Bukalapak dan Tokopedia.

5. RedMart (Singapura), $US 26,7 juta (Rp 371 miliar)

RedMart adalah layanan pesan antar bahan makanan di Singapura yang bisa dibilang merupakan terbesar disana pada industri tersebut. Berbeda dibanding kompetitornya Honestbee, RedMart memiliki gudang penyimpanan bahan makanan sendiri hingga mengirimkannya kepada customer.

Pada Agustus 2015, RedMart berhasil membukukan pendanaan seri C sebesar $26,7 juta atau Rp371 miliar dari Softbank Ventures Korea, Garena, Visionnaire Ventures dan Eduardo Saverin, Co-Founder Facebook. Dana tersebut rencananya digunakan untuk memperluas pangsa pasar mereka. Mereka sedang mempertimbangkan untuk mengekspansi pasar ke Taipei, Kuala Lumpur, Bangkok, Hong Kong, Jakarta, Ho Chi Minh dan Manila.

4. iFlix (Malaysia) - $US 30 juta (Rp 417 miliar)

iFlix adalah startup yang menghadirkan layanan serupa Netflix (Amerika Serikat), yang memungkinkan penggunanya di Malaysia, Thailand dan Filipina untuk menonton video atau film streaming secara offline.

Pada April 2015 lalu, iFlix suskes meraih pendanaan putaran seri A sebesar $US 30 juta atau Rp 417 miliar dari Catcha Group dan Long Distance Telephone Company.

Mereka mengungkapkan dana investasi tersebut akan digunakan untuk membuat lebih banyak konten orisinil serta untuk melanjutkan ekspansi pasar ke Asia Tenggara, .

3. Antuit (Singapura) - $56 juta (Rp 778 miliar)

Antuit adalah startup yang menyediakan layanan analisis dan konsultasi big data untuk berbagai macam perusahaan. Berbeda dibandingkan kompetitor mereka, tak hanya menyediakan kliennya big data, namun Antuit juga bertindak sebagai mitra bisnis dengan menjalin kerjasama untuk menganalisis dan merencanakan pengelolaan big data kliennya.

Pada Januari 2015 lalu, Antuit berhasil meraih putaran pendanaan seri A sebesar $US 56 juta atau Rp778 miliar dari Raksasa perbankan Goldman Sachs dan Zodius capital.

2. PropertyGuru (Singapura) - $129,3 juta (Rp 1,797 triliun )

PropertyGuru adalah startup portal properti online asal Singapura yang menyediakan berbagai macam real estate.

PropertyGuru sukses membukukan putaran pendanaan seri D sebesar $129,3 juta atau Rp 1,797 triliun dari perusahaan media asal Indonesia Emtek, venture capital Square Peg Capital, dan TPG.

Dana investasi ini nantinya akan digunakan untuk mengekspansi pangsa pasar mereka ke Asia Tenggara, dan untuk memperluas marketing serta inovasi mereka.

1.GrabTaxi (Singapura) - $US 350 juta (Rp 4,8 triliun)

grabtaxi, Startup Asia Tenggara dengan Investasi Terbesar 2015
Dan diurutan pertama Startup di Asia Tenggara dengan Investasi Terbesar di Tahun 2015 ialah GrabTaxi.

GrabTaxi yang merupakan kompetitor terberat Uber di Asia Tenggara, sukses mendapatkan kucuran dana yang sangat fantastis pada putaran seri E Agustus 2015 lalu, yakni mencapai $US 350 juta atau sekitar Rp4,8 triliun dari Didi Kuaidi yang juga merupakan aplikasi layanan taksi di Cina, serta investasi dari China Investment Corporation (CIC)

Investasi ini memperkuat spekulasi mengenai fenomena persaingan kedua aplikasi sejenis ini, dimana bahwa kerjasama fenomenal ini bertujuan untuk membunuh Uber yang juga sedang digalakkan. Untuk diketahui bahwa CIC ialah investor Didi Kuaidi, yang juga berinvestasi di Lyft Amerika Serikat serta Ola di India. Ketiganya merupakan aplikasi layanan taksi sejenis di negaranya masing-masing. CIC juga mempunyai dukungan dana dari SoftBank.

Berbicara mengenai mimpi buruk, Uber ternyata memang harus benar-benar menghadapinya pada 2016 ini setelah GrabTaxi membentuk aliansi konsorsium berbagi penumpang. Dimana nantinya, pelanggan GrabTaxi, Didi Kuaidi, Ola dan Lyft, bisa memilih salah satu diantara ke-4 layanan tersebut saat pengguna sedang berada di negara dimana layanan tersebut tersedia. Layanan ini rencanaya akan mulai diluncurkan pada kuarter pertama 2016 nanti.

Wah sengit bukan? Memang persaingan sengit di ranah startup transportasi ini sangat menarik untuk diikuti.

Artikel Terkait

15 Startup Asia Tenggara Dengan Investasi Pendanaan Terbesar di 2015
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Mari berkomentar dan berbagi info atau pengalaman Anda. Dan jangan SPAM!